Minggu, 06 Desember 2009
Tentang Penyakit Diabetes Melitus
PERTANYAAN :
Beberapa tahun yang lalu saya jengkel dan sakit hati kepada.buletin Al Huda yang menyatakan bahwa gemuk itu tidak sehat dan gemuk itu jelek.
Saya heran sekali, kok buletin Al Huda yang buletin dakwah itu kok dakwahnya menjengkelkan dan menyakitkan hati. Menyinggung perasaan, bahkan sangat menyinggung perasaan bagi orang yang kebetulan badannya gemuk seperti saya.
Juga, kenapa dakwah yang dibahas soal penyakit diabetes melitus (kencing manis), beda sekali dengan dakwah buletin yang lain yang membahas sosai akidah, soal syari’ah dan soal akh-lak saja. Apa urusannya masalah kesehatan seseorang dengan dakwah?. Tidak ada sangkut pautnya sama sekali ?
Kenapa buletin Al Huda tidak jadi buletin kedokteran saja, yang tiap minggunya kasih informasi dan bahas tentang kesehatan?. Begitulah kejengkelan saya dan
sakit hati saya kepada buletin Al Huda beberapa tahun yang lalu.
Apalagi kemudian ada iklan jamu untuk obat diabetes, saya jadi tambah sengit dengan buletin Al-Huda, hanya mau jual jamu saja pakai sebut orang gemuk itu tidak sehat dan orang gemuk itu jelek. Betul-betul saya jengkel dan buruksangka kepada Al Huda.
Tapi sekarang, setelah saya dirawat dirumah sakit selama 10 hari, karena sakit diabetes melitus (kencing manis), yang nyaris saja kaki kanan saya diamputasi saya jadi teringat kepada buletin Al Huda itu. Andaikata saja pada waktu itu saya tidak jengkel dan merenungkannya dengan balk, kemudian saya pergi ke dokter memeriksa kadargula darah saya, mungkin sekali menurut dokter penyakit saya dapat diatasi selagi belum parah.
Sekarang ini saya sedang berusaha keras menurunkan berat badan dan menurunkan gula darah yang bulan lalu itu mencapai angka 378 dengan diet, olah raga dan makan obat.
Hanya saja saya masih shok. Pertama, karena kaki kanan saya hampir saja diamputasi. Keduanya, saya shok karena menurut dokter penyakit kencing manis tidak bisa disembuhkan, dibawa terus selama hidup sampai mati.
Saya protes betul dengan pernyataan itu. Masa. penyakit tidak ada obatnya? Bukankan Rasulullah menyatakan semua penyakit ada obatnya, terkecuali “maut”? Nah …ustadz, bagaimana ini?. Masa penyakit nggak ada obatnya?. Inikan bertentangan dengan sabda Rasulullah SAW?.
Saya minta ustadz bahas di buletin Al Huda tentang penyakit dan obatnya. Khususnya terhadap penyakit kencing manis, agar orang yang ketiban penyakit tidak shok…. tidak murung. Saya sekarang betul-betul shok dan murung. Nggak terbayangkan bagaimana hidup kedepan bersama penyakit yang tidak bisa disembuhkan, bahkan dikatakan potensil merupakan pintu bagi berbagai macam penyakit lainnya, seperti lever, darah tinggi, jantung dan macam-macam penyakit lainnya.
Sekarang ini saya lagi jengkel dan sakit hati kepada penyakit dan kepada para dokter yang bilang diabetes tidak ada obatnya.
JAWABAN:
Dakwah itu tidak hanya soal akidah, syari’ah dan akhlak saja, tapi juga soal muamalah. Dalam hal muamalah bukan hanya soal-soal kemasyarakatan dan kenegaraan, melainkan juga soal-soal sosial, termasuk didalamnya soal-soal kesehatan.
Itulah sebabnya dahulu ulama-ulama Islam juga merupakan dokter-dokter yang jempolan. Ibnu Sina dan Al Kindi adalah dua nama ulama besar Islam yang merupakan dokter yang jempolan dan cemerlang.
Sikap pertama ketika seseorang ketimpa sakit hendaklah jangan panik. melainkan hendaklah sabar, dan menerima sakit sebagai cobaan iman. Firman Allah SWT : “…Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada Kamilah kalian (akan) kembali“. (Surat 21/Al Anbiyaa’, ayat 35). Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman : “…Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun“. (Surat 2/AI Baqarah, ayat 155-156).
Keduanya, hendaklah berobat. Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya. Dan menjadikan untuk kalian setiap penyakit ada obatnya. Karena itu, berobatlah, tetapi jangan berobat dengan barang yang haram“. (HR. Abu Daud).
Diet itu adalah salah satu pengobatan yang utama. Sabda rasulullah SAW: “Lambung itu tempatnya segala penyakit. Sedangkan pantangan (diet) adalah pokok dari pengobatan“. (HR. Ad Dailami)
Sesudah berobat, hendaklah berdo’a kehadirat Allah SWT: “….Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu….“. (Surat 2/AI Baqarah, ayat 186). Dalam berdo’a itu hendaklah bersungguh-sungguh, sabda Rasulullah SAW: “Berdo’alah kepada Allah dan kalian (hendaklah) yakin akan dikabuikan, dan ketahuilah, bahwa Allah tidakmengabulkan do’a dari hati yang lalai dan bermain-main“. (HR At Tirmidzi).
Iringilah do’a dengan bertaubat, yaitu memohon ampun kepada Allah SWT: “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya dia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (Surat 4 An Nisaa’, ayat 110). Tentunya taubat yang sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha).
Bagi penderita diabetes, hendaklah dia berobat dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kembali kadar gula darah yang normal. Hal itu pada umumnya bisa dicapai oleh setiap penderita diabetes, apalagi bagi para penderita diabetes yang baru.
Kemudian hendaklah para penderita diabetes menjaga makannya dari segala pantangan, selalu berolah raga yang teratur dan mengkonsumsi obat secara disiplin, insya Allah para penderita diabetes akan mengalami hidup yang sehat dengan kadar gula darah yang normal.
Bila hal itu tercapai, bisa dikatakan penderita diabetes itu telah menjadi orang yang sehat. Hanya saja perlu dipahami betul, bahwa penyakit diabetes gampang terulang, kalau penderitanya tidak disiplin dalam makan (melanggar pantangan), olah raga dan mengkonsumsi obat. Mungkin itulah yang dimaksudkan oleh para dokter bahwa penyakit diabetes tidak ada obatnya dan akan dibawa terus sampai mati. Dengan demikian dapatlah dikompromikan antara ada obatnya atas setiap penyakit dengan pernyataan bahwa diabetes tidak ada obatnya.
Sumber :
Buletin Dakwah Al-Huda No. 1115 Tahun ke-23 28 Maret 2008
http://mimbarjumat.com/archives/44
31 Maret 2009
Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwSIiBJ_Dyj-Hu_FzxlpTADasxDZmQSW6D_VoBGGG_U1o56AXfik9KBtajKTiTU0QYd1vxxk4wL_-8o2gDgMcscBqTxTs94sdOtNYw69ZmKV7ISkWn9WkDzE_Pkztxa-wB-LP48DvNLw4/
http://faeda.files.wordpress.com/2007/12/624diabetes.gif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar